Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.”
(2Kointus. 12:9)

“Saya sudah tidak bisa apa-apa, hanya menjadi beban bagi keluarga, mengapa Tuhan tidak memanggil saya pulang saja?” kata seorang oma ketika tim pelawat datang ke rumahnya. Setelah setahun sakit dan hanya bisa berbaring di tempat tidur, sang oma berpikir betapa tak berarti hidupnya, tidak ada sumbangsih apaapa yang bisa diberikan melalui kehadirannya di tengah keluarga. Karena itu ia juga merasa tidak layak menerima sesuatu yang baik, disayangi dan dikasihi. Ia hanya ingin cepat pergi.

Sobat Lansia, kita tidak tahu apa maksud Tuhan memberikan kehidupan kepada kita ketika secara fisik kita sudah lemah. Namun, kita tahu satu hal, yaitu bahwa jika kita masih diberi hidup, itu artinya Tuhan mau kita tetap bekerja dan menghasilkan buah. Pekerjaan apa yang bisa kita lakukan dan buah apa yang bisa kita hasilkan dalam kelemahan tubuh kita? Kita tidak tahu, tetapi Tuhan dapat memakai semua orang, bahkan kelemahan kita, untuk menyatakan betapa besar kasih dan kuasa-Nya yang menopang hidup kita. Paulus pernah bergumul dengan kelemahannya. Ia minta Tuhan mengangkat kelemahannya itu. Namun, Tuhan berkata, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu.” Tuhan tidak mengangkat kelemahan kita. Ia memberi kita kekuatan.

DOA:
Tuhan, tolong kami di tengah kelemahan kami agar bisa tetap fokus pada kemuliaan-Mu yang akan Engkau nyatakan di dalam dan melalui kami. Kuatkan kami. Dalam Kristus kami berdoa. Amin.