Markus 6:30-32

“Marilah menyendiri ke tempat yang terpencil, dan beristirahatlah sejenak!”

(Markus 6:31)

Kemarin kita telah belajar mengenai flexing. Orang yang suka flexing biasanya memamerkan kekayaan, pencapaian, dan kesuksesan mereka. Bentuknya bermacam-macam, misalnya liburan ke luar negeri, membeli rumah sebelum usia 30 tahun, atau membeli mobil sebelum umur 25 tahun. Flexing seperti ini secara tidak sadar membentuk standar sosial masyarakat bahwa kesuksesan diukur dengan target-target seperti itu. Standar sosial itu kemudian membuat banyak orang memotivasi dan mendorong dirinya untuk bekerja keras demi mencapai target itu. Inilah yang disebut dengan hustle culture, yaitu standar di masyarakat yang menganggap bahwa seseorang hanya bisa mencapai sukses kalau benar-benar bekerja sekeras-kerasnya. Masalahnya, bekerja tanpa mengenal lelah dan istirahat sangat tidak baik bagi kesehatan fisik dan mental.

Yesus sendiri rajin bekerja untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah. Namun, Yesus tidak gila kerja. Ia menyadari bahwa sesibuk apa pun diri-Nya, Ia perlu mengambil waktu istirahat dan menjauhkan diri dari kesibukan. Saat itu, ada banyak orang datang dan pergi yang dilayani oleh Yesus dan murid-murid-Nya. Saking sibuknya mereka, makan pun sampai tidak sempat (ay. 31.) Yesus tidak mau larut dalam kesibukan tanpa istirahat. Karena itu, Ia mengajak murid-murid untuk menyendiri ke tempat yang terpencil dan beristirahat (ay. 31). Yesus menunjukkan bahwa sesibuk apa pun, kita tetap perlu beristirahat.

Teens, bekerja dengan rajin memang baik. Mengejar target juga baik. Namun, jika itu sampai mengganggu dan merusak fisik dan mental, itu menjadi buruk. Kamu yang masih muda tidak perlu terpengaruh dengan target-target kesuksesan saat usia muda sehingga terjebak pada hustle culture, kerja keras tanpa istirahat. Ingatlah bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, termasuk pekerjaan dan kesibukan. Karena itu, ambillah waktu untuk beristirahat juga