1 Raja-Raja 17:1-16

Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.

(1Raj. 17:16)

“Aduh, kok salah jalan? Gimana sih ini petunjuk jalannya, katanya belok kiri, tapi ini malah jalan buntu!” Melisa kesal dengan aplikasi penunjuk jalan yang sedang dipakainya, apalagi ia sedang diburu waktu karena harus bertemu dengan seorang klien di sebuah mal. Aplikasi yang harusnya membawa kita ke tujuan yang tepat bisa saja salah, tetapi toh nyatanya kita tetap memakainya karena aplikasi yang sama pernah menolong kita menyusuri jalan yang tepat. Kita masih percaya pada petunjuk jalan yang diberikannya.

Ketika seseorang percaya, biasanya ia akan mengikuti arahan dari sosok yang dipercayai. Rasa percaya seperti itu yang ditampilkan oleh Elia saat Tuhan mengatakan kepadanya untuk pergi ke daerah timur dan bersembunyi di tepi sungai Kerit (ay. 3). Elia percaya kepada Tuhan, sebab setiap perkataan Tuhan pasti selalu ditepati-Nya. Tuhan mengatakan bahwa Ia akan memberikan makan lewat burung-burung gagak dan demikianlah yang terjadi. Begitu pula ketika Ia mengatakan bahwa janda di Sarfat tidak akan kekurangan makan bila ia memberikan makan kepada Elia dan demikianlah yang terjadi. Tidak pernah satu kali pun Tuhan menyesatkan Elia—dan kita semua—ketika kita memercayakan diri kita kepada-Nya.

Youth, perkataan manusia bisa saja membuat kita ragu, tetapi tidak demikian halnya dengan perkataan Tuhan. Kita mengimani bahwa apa yang Tuhan katakan adalah sebuah kebenaran yang akan ditepati Tuhan. Jangan pernah ragu untuk percaya kepada Tuhan dan mendengarkan seluruh arahan-Nya. Apa yang dikatakan Tuhan akan menuntun kita pada tujuan yang tepat.

1. Apa yang Tuhan lakukan kepada Elia dan janda di Sarfat?

2. Bagaimana cara kita menunjukkan bahwa kita sudah sepenuhnya percaya kepada perkataan Tuhan?

Pokok Doa : Jangan ragu dengan segala perkataan Tuhan dalam firman-Nya.