Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya ….

(2Tim. 1:12)

Pada saat Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia belum apa-apa. Untuk disebut sebagai negara, kita belum memiliki modal yang cukup. Satu-satunya modal yang ada adalah keyakinan. Termasuk keyakinan rakyat kepada duet Soekarno-Hatta ini. Tidak ada yang lain. Jika dipikir-pikir, siapa yang memberikan wewenang atau mandat kepada mereka, sehingga seluruh bangsa di seluruh negeri bisa percaya? Ini sulit dijawab. Satu-satunya yang ada di dada adalah keyakinan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah harga mati. Bukan lagi pilihan.

Apa yang diungkapkan Paulus kepada Timotius terasa menggetarkan hati. Sama seperti ketika kita membayangkan bagaimana para bapak bangsa di masa lalu siap menderita demi sebuah keyakinan, demikian pula Paulus. Kita tahu seperti apa kehidupan Paulus saat ia mengikut Kristus dan mewartakan Kabar Baik. Bukan hidup yang mudah. Lantas, mengapa ia tetap setia? Ia bukan hanya bertahan, namun tetap bersemangat menjalankan panggilan Allah. Keyakinan! Inilah jawabannya. Kata Paulus, “aku tahu kepada siapa aku percaya.” Lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita juga memiliki keyakinan yang sama akan Kristus?

DOA :

Ya Roh Kudus, bimbinglah kami untuk semakin mengenal-Mu. Karena dengan mengenal, kami dapat percaya dan mengasihi. Semakin hari, semakin bertambah. Amin.