Markus 8:1-10

“Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai  makanan.”

(Mrk. 8:2)

Suatu kali ketika sedang jalan-jalan di sebuah tempat wisata di Jakarta, ada seorang anak kecil yang menghampiri saya. Ternyata, ia adalah penjual tisu. Penampilannya lusuh dan dengan wajah sendu, ia menawarkan dagangannya untuk saya beli. Bila dibandingkan dengan harga tisu yang dijual di swalayan, tisunya memang sedikit lebih mahal. Namun, matanya yang penuh harap membuat saya memutuskan untuk membeli beberapa tisunya. Seketika itu juga rona wajahnya berubah menjadi berseri-seri. Saya merasa ikut bahagia bersamanya.

Kondisi orang banyak yang mengikuti Yesus mungkin serupa dengan anak penjual tisu itu. Kondisinya memprihatinkan sehingga Yesus tergerak oleh belas kasihan (Mrk. 8:2). Kata Yunani “tergerak oleh belas kasihan” adalah splagchnizomai. Kata itu menunjukkan inisiatif Yesus ketika menghampiri dan menunjukkan kasih-Nya kepada para pengikut-Nya. Yesus memperhatikan kebutuhan mereka. Ia menolong dengan menyediakan apa yang menjadi kebutuhan orang banyak itu. Keterbatasan yang mereka miliki tidak menghalangi Yesus melakukan mukjizat. Mereka pun  dikenyangkan.

Youth, dalam hidup ini kita tentu pernah mengalami kondisi yang memprihatinkan. Lalu, kepada siapa kita mengharapkan pertolongan? Manusia? Tuhan? Atau mengandalkan diri sendiri? Bukankah biasanya kita lebih dahulu mengandalkan pertolongan yang ada di depan mata dan sering kali “melupakan” bahwa kita memiliki Tuhan yang penuh kasih? Bila kita datang dan memohon pertolongan Tuhan, maka Ia pasti akan menunjukkan kasih-Nya dengan memberikan apa yang tepat sesuai kebutuhan kita.

1. Kepada siapa Yesus menunjukkan belas kasih-Nya?

2. Apakah Anda selalu mengandalkan Tuhan? Mengapa?

Pokok Doa : Bersandar hanya kepada belas kasih Allah.