GARIS AKHIR
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan telah memelihara iman.
(2Tim. 4:7)
John Stephen Akhwari menjadi atlet terkenal berkat perjuangannya pada Olimpiade 1968 di Meksiko. Meskipun tidak meraih satu pun medali, ia menjadi pusat pemberitaan media. Ia menjadi atlet terakhir yang mencapai garis finis lari maraton pada olimpiade itu dengan waktu tempuh 3 jam, 25 menit, 27 detik. Padahal pemenangnya hanya membutuhkan waktu 2 jam, 20 menit, 26 detik. Apa yang terjadi? Ternyata saat pertandingan berlangsung, ia mengalami cedera. Namun, ia tidak menyerah. Ia tetap berlari sambil berjuang mengatasi rasa sakitnya. Ketika para wartawan bertanya mengapa ia terus berlari, meski kondisi fisiknya tidak memungkinkan, atlet asal Tanzania itu menjawab, “Negara saya tidak mengirimkan saya sejauh 10.000 mil, hanya sekadar untuk mengawali perlombaan. Mereka mengirimkan saya untuk menyelesaikannya.”
Sebagai orang yang hidup di tengah budaya Yunani yang gemar melakukan pertandingan atletik, Paulus membayangkan dirinya bagaikan seorang pelari maraton. Seperti Akhwari, mungkin ia harus berlari dengan terseok-seok. Meski demikian, ia tetap setia. Ia tidak menyerah. Garis akhir masih di depan. Jauh atau dekat tidaklah soal. Yang penting pantang menyerah dan tetap setia.
DOA :
Tuhan, kami mau tetap setia di dalam segala keadaan, sampai kami mencapai garis akhir, karena kami tahu, Tuhan yang menantikan kami adalah Tuhan yang setia. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama