Matius 5:21-37

“Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita … Tetapi Aku berkata kepadamu….”
(Mat. 5:21, 22a)

Abraham Lincoln pernah berkata bahwa bila kita hendak mengetahui karakter seseorang, berilah ia wewenang, kuasa, otoritas. Orang yang karakternya baik tentu akan menggunakan wewenang itu juga dengan baik. Sebaliknya, bila karakter orang itu buruk, ia akan bersikap sewenang-wenang.

Bagi orang Yahudi, hukum Taurat sangat penting sehingga mereka akan berupaya sedemikian rupa menjalankan setiap ketentuan dan ketetapan yang ada sebab semua menentukan keselamatan mereka. Gagal menjalankan ketentuan dan ketetapan hukum Taurat, bahkan yang paling kecil sekalipun, akan fatal akibatnya. Sejak awal tidak pernah ada orang yang berani mengubah perintah hukum Taurat. Namun, teks Alkitab hari ini menunjukkan hal yang luar biasa. Yesus melakukan tindakan yang tidak pernah diduga oleh siapa pun. Ia tidak hanya mengubah rumusan hukum Taurat, tetapi juga memberikan makna baru atasnya. Ini hanya dimungkinkan bila Ia punya otoritas yang sangat besar dan itu berarti Ia melampaui Musa sebagai orang yang pertama menerima hukum Taurat. Yesus, melalui rumusan “Tetapi Aku berkata kepadamu”, menunjukkan bahwa Ia memang memiliki otoritas yang melampaui Musa.

Youth, memiliki otoritas tentu menyenangkan. Namun, setiap otoritas juga memiliki tanggung jawab yang melekat dengannya. Ini tidak terpisahkan. Itu berarti setiap orang yang memiliki otoritas harus menggunakannya pertama-tama bagi kepentingan dan kebaikan orang banyak. Hanya dengan begitu, otoritas akan berdaya guna dan berhasil guna. Bila otoritas dipakai hanya untuk kepentingan sendiri, otoritas itu akan menghancurkan orang banyak.

1. Bagaimana Yesus mendemonstrasikan otoritas yang Ia miliki?
2. Apakah tantangan terbesar bagi setiap otoritas yang kita miliki?

Pokok Doa:

Agar kita dapat memakai otoritas secara bertanggung jawab.