Roma 11:25-32

… demikian juga mereka sekarang tidak taat, supaya oleh kemurahan yang telah kamu peroleh, mereka juga akan beroleh kemurahan.

(Rm. 11:31)

Orang yang merasa sudah tahu segalanya biasanya akan sulit menerima adanya kebenaran lain, selain dari kebenaran yang ia ketahui. Orang-orang seperti itu, tentu perlu ditolong dan diajak untuk melihat kebenaran dari perspektif yang berbeda, di luar dirinya.

Orang-orang Yahudi diperingatkan untuk tidak menganggap dirinya pandai. Orang-orang Yahudi yang merasa pandai ini, menolak untuk percaya kepada Tuhan. Akibatnya, mereka rentan jatuh dalam ketidaktaatan, tetapi hal itu tidak akan berlangsung selamanya. Rahasia tentang bagaimana keselamatan berlangsung dibukakan kepada mereka. Kejatuhan mereka menjadi momen di mana Allah menunjukkan kemurahan-Nya. Allah akan tetap mengasihi umat pilihan-Nya itu. Ia tidak pernah mengingkari janji penyertaan bagi mereka. Di sisi lain, ketidaktaatan Israel membuat kemurahan Allah terbuka bagi bangsa-bangsa lain, yang berdosa dan tidak mengenal Allah. Belas kasih Allah dalam karya keselamatan diberikan kepada seluruh umat manusia, tanpa terkecuali.

Youth, Allah menyatakan pengampunan-Nya bagi semua orang, baik orang Yahudi maupun non-Yahudi. Pengampunan adalah anugerah Allah. Paulus mengajak jemaat di Roma untuk menyadari dan bersyukur kepada Allah atas hal ini. Ia menegaskan bahwa tidak ada yang mengetahui pikiran Allah dan bisa menasihati atau menuntut Allah untuk melakukan apa yang kita anggap benar. Allah bertindak dalam kemurahan-Nya. Karena itu, seharusnyalah kita bersukacita ketika banyak orang menjadi bagian dari Kerajaan Allah. Kita menyatakan syukur dengan hidup benar, menghormati dan mengasihi Allah, juga sesama.

1. Mengapa Allah tidak pernah menyesali kasih karunia dan  panggilan-Nya?

2. Mengapa orang tetap tidak taat, padahal sudah mendapat kemurahan?

Pokok Doa : Dimampukan untuk taat kepada Allah