Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?

(1Yoh. 3:17)

Saya punya pengalaman unik ketika dulu bermain drama di gereja. Pada waktu itu, saya main drama untuk acara Natal dan harus memakai kostum sebagai pengemis yang berupa baju kotor dan robek. Di tengah acara berlangsung, ketika lampu diredupkan, saya harus masuk dan duduk di tengah umat. Ketika saya duduk, orang yang duduk di sebelah saya kemudian berbisik-bisik dengan teman lelakinya, kemudian mereka bertukar tempat duduk. Saya diam saja. Ketika acara drama dimulai, saya maju dan naik ke atas panggung memainkan peran saya sebagai pengemis. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana perasaan orang tadi yang duduk di sebelah saya ketika tahu ternyata saya hanya main drama.

Sikap cuek atau bahkan berprasangka buruk sering ditunjukkan kepada orang miskin atau mereka yang terlihat berada dalam kesusahan. Hal ini tidaklah tepat dengan panggilan kita sebagai murid Tuhan. Sebab, Tuhan kita adalah kasih, dan Ia mau kita menunjukkan kasih-Nya kepada sesama kita yang membutuhkan. Ketika kita tidak peduli atau mengabaikan sesama kita, maka perlu dipertanyakan sungguhkah kita dapat disebut murid Tuhan? Sobat Lansia, mari kita membuka hati kita kepada orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan sapaan kasih kita.

DOA :

Ya Tuhan, gerakkanlah hati kami untuk melakukan sesuatu sebagai wujud kasih nyata kepada sesama kami yang membutuhkan. Amin.