Yohanes 8:21-38

“… bahwa Akulah Dia … Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku.”

(Yoh. 8:28)

Ada orang-orang yang merasa dirinya beriman karena merasa memiliki pengetahuan yang cukup tentang agama yang dianutnya. Padahal, iman berbicara mengenai sesuatu yang lebih dalam dari sekadar pengetahuan.

Memercayai Yesus sebagai Anak Allah dan Mesias adalah pokok penting dalam teks Alkitab ini. Pada masa itu, orang Yahudi sangat menantikan-nantikan Mesias. Namun, mereka tidak dapat melihat, apalagi memercayai bahwa Mesias telah datang ke dunia. Yesus yang nantinya akan “pergi” dari tengah mereka adalah Allah yang melakukan karya keselamatan di atas kayu salib. Ada dua hal yang dapat menghalangi orang untuk “melihat” dan memahami Yesus, Sang Mesias. Pertama, dosa menghalangi kita melihat kemuliaan dan keselamatan di dalam Dia. Dosa membuat kita mengabaikan peringatan dan kabar baik dari Allah karena kita terlalu sibuk memuaskan nafsu kedagingan kita. Kedua, mengeraskan hati untuk percaya bahwa Allah dapat berkarya di luar hal yang dapat kita pikirkan. Orang Yahudi menolak Yesus sebagai Mesias karena secara lahiriah Ia dianggap tidak memenuhi kriteria sebagai Mesias. Mereka tahu seperti apa Mesias, tetapi kekerasan hati membutakan mereka. Hati mereka gelap dan tumpul sehingga tidak dapat melihat kemuliaan Allah di dalam Yesus.

Youth, sudahkah kita percaya kepada Yesus? Bukan dalam pengertian kognitif atau sekadar tahu, bukan pula kata orang. Tetapi, beriman dengan hati seorang murid yang mau menerima didikan dan dibentuk, juga mau bergantung penuh dan meneladani-Nya. Percaya kepada Yesus, Sang Mesias memiliki tantangan dan risiko. Selamat berjuang!

1. Siapakah Yesus bagi Anda?

2. Bagaimana cara menghilangkan dua penghalang untuk percaya kepada Yesus?

Pokok Doa : Teguh percaya kepada Yesus yang ditampakkan dalam perbuatan.