MENJADI SEORANG SAHABAT
Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.
(Ams. 17:17)
Pada abad ke-19 di Damaskus, ada dua orang sahabat yang bernama Muhammad dan Samir. Keduanya sudah menjadi yatim piatu sejak kecil. Mereka berdua lahir dalam keterbatasan fisik. Muhammad tidak dapat melihat, sedangkan Samir lumpuh. Dalam keterbatasannya, kedua sahabat ini saling melengkapi. Muhammad menggendong Samir untuk melihat, sedangkan Samir menggunakan kaki Muhammad untuk berjalan. Berdua, mereka dapat saling menopang untuk menjalani kehidupan. Keduanya bekerja di sebuah kedai kopi. Mereka selalu bersama dalam suka dan duka. Ketika Samir meninggal, Muhammad menyusulnya seminggu kemudian karena kesedihan yang mendalam.
Sahabat lansia, seorang sahabat, sekalipun tidak lahir dari rahim yang sama, dapat menjadi seperti saudara dalam kesusahan. Artinya, seorang sahabat tidak akan meninggalkan kita seorang diri ketika kita mengalami kesulitan. Ia akan ada di sana, berjalan bersama, dan saling menguatkan untuk dapat menghadapi kesulitan yang ada. Tuhan Yesus sudah menjadi sahabat yang selalu hadir bagi kita. Teladan ini yang Ia mau agar kita lakukan kepada sahabat kita. Menjadi sahabat yang penuh kasih dan selalu ada setiap waktu.
DOA :
Tuhan, kami mau meneladani-Mu dengan menjadi seorang sahabat yang selalu hadir di dalam suka dan duka. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama