KEKHAWATIRAN
“Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?”
(Mat. 6:27)
Seorang Ibu datang ke rumah Pendeta sambil menangis. Dia berkata, “Ibu Pendeta, tolong saya. Tolong anak saya.” Ia kemudian menceritakan kekhawatirannya. Ia khawatir jika anaknya salah pergaulan lalu terjerat narkoba. “Boleh saya bertemu dengan anak Ibu?” tanya Ibu Pendeta. “Sebentar ya, Bu. Saya akan bawa ke sini,” jawab si ibu. Tidak lama, ibu itu datang dengan menggendong seorang bayi. Ternyata anak si ibu masih berusia enam bulan.
Sahabat Lansia, inilah yang disebut kekhawatiran. Sesuatu yang belum terjadi, tetapi sudah membuat kita diselimuti kekhawatiran. Sebenarnya, kekhawatiran itu diperlukan untuk menjalani kehidupan ini. Kekhawatiran mendorong kita untuk lebih berhati-hati. Namun, kekhawatiran yang berlebihan seperti kisah ibu di atas memberi dampak yang tidak baik. Khawatir dapat menghambat kita untuk bisa menikmati waktu pemberian Tuhan; dapat memicu sakit jantung dan lambung. Kekhawatiran yang berlebihan seperti ini yang dikatakan “jangan” oleh Tuhan. Mengapa Tuhan katakan jangan khawatir? Sebab, Tuhan memelihara dan menjaga kita. Jika Tuhan saja sanggup memberi kita hidup maka Ia sanggup memenuhi kebutuhan kita. Ia berkuasa dan mampu mengendalikan segala sesuatu untuk menjaga kita.
DOA :
Tuhan, ajarkanlah kami untuk menyerahkan segala kekhawatiran kami dalam tangan-Mu. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama