Lukas 3:7-18

“Jadi hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan.”

(Luk. 3:8)

“Jangan pernah berjanji jika kamu tidak bisa menepatinya!” Pernahkah Anda mendengar kalimat itu? Kalimat itu ingin mengajak kita untuk menepati apa yang kita janjikan; menepati apa yang kita pikirkan dan ucapkan. Ya, jika kita sudah berjanji maka kita harus menepati. Jika tidak, maka kita akan menjadi orang yang hanya gemar berwacana, tetapi tanpa bukti nyata. Bukti dari ucapan kita penting bukan hanya untuk kita, melainkan juga untuk orang lain. Kita akan lebih dipercaya jika wacana kita dapat menjadi nyata.

Seruan Yohanes Pembaptis merupakan seruan pembuktian: pembuktian pertobatan. Yohanes Pembaptis mengingatkan masyarakat Yudea untuk bertobat. Ia menantang sekaligus meminta mereka untuk menghasilkan buah pertobatan. Apa itu? Buah pertobatan adalah perbuatan nyata yang menunjukkan perubahan batin dan akal budi. Pikiran dan perbuatan kita berbalik 180 derajat dari kebiasaan lama yang buruk. Yohanes Pembaptis meminta agar pertobatan bukan hanya di bibir saja. Pertobatan harus mewujud dalam bukti yang nyata, bukan sekadar janji atau lips service belaka.

Youth, sering kali pertobatan dan perubahan sikap hanya menjadi wacana yang menari indah di pikiran kita dan tidak pernah mewujud nyata di keseharian kita. Godaan untuk hidup dalam kebiasaan lama yang buruk lebih kuat ketimbang keinginan untuk berubah. Ingat, pertobatan tidak berhenti di pikiran saja, tetapi harus dilakukan. Jadi, bongkarlah hidup kita yang lama. Hasilkanlah buah pertobatan. Buktikan secara nyata dalam sikap dan perbuatan kita!

1. Bagaimana bentuk pertobatan yang dicontohkan oleh Yohanes Pembaptis?

2. Apa tantangan dalam membuktikan dan menghasilkan buah pertobatan?

Pokok Doa : Menghasilkan buah pertobatan yang nyata.