Kisah Para Rasul 2:41-47

Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersamasama dengan gembira dan dengan tulus hati.

(Kisah Para Rasul 2:46)

Digitalisasi sering dianggap sebagai faktor yang membuat kehidupan jauh lebih baik. Digitalisasi di segala aspek kehidupan memudahkan manusia untuk melakukan pekerjaannya. Situasi itu membuat setiap orang dapat melakukan pekerjaannya seorang diri tanpa bergantung lagi dengan orang lain. Segala macam keterampilan dan keahlian yang dulu hanya dimiliki oleh beberapa orang tertentu, sekarang dapat dilakukan setiap orang dengan tutorial yang ada di Google. Situasi yang dianggap membuat hidup jauh lebih baik ini ternyata riskan menggoda manusia menjadi pribadi yang individualistis.

Keselamatan dari Yesus membuat setiap orang merasakan kehidupan yang jauh lebih baik. Namun, kebaikan hidup ini tidak membuat orang menjadi pribadi yang individualistis. Dalam kisah mengenai cara hidup jemaat pertama, mereka justru saling melengkapi. Setiap hari mereka berkumpul untuk makan bersama. Mereka saling berkolaborasi. Yang kaya menjual harta miliknya untuk dibagikan pada semua orang. Yang miskin juga memiliki kesempatan memberikan segala yang ia punya untuk digunakan bersama-sama. Hasilnya, setiap hari ada orang baru yang percaya kepada Yesus. Kolaborasi yang jemaat perdana lakukan menghasilkan sesuatu yang lebih berdampak bagi dunia.

Teens, era digital memang membuat hidup kita jauh lebih baik dan mudah. Namun, jangan sampai kemudahan itu membuat kita menjadi pribadi yang individualistis dan melupakan komunitas kita. Mungkin kita bisa bekerja sendiri, tetapi kalau kita melakukannya berkolaborasi dengan orang lain, kita akan menghasilkan dampak yang jauh lebih besar bagi dunia ini. Bahkan, dengan berkolaborasi, kita dapat menghasilkan sesuatu melampaui hal yang kita bayangkan. Inilah trend yang dibutuhkan di dunia saat ini: kolaborasi!