Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.

(Kol. 4:6)

“Bagaikan sayur tanpa garam,” adalah peribahasa yang dipakai untuk menggambarkan sesuatu yang tak enak atau hambar. Setiap masakan akan terasa gurih ketika dimasukkan garam ke dalamnya. Walaupun takaran garam untuk tiap orang berbeda, tetapi setiap lidah dapat merasakan lezatnya makanan yang dibubuhi garam. Dengan adanya garam, maka makanan tidak lagi terasa hambar.

Jika makanan membutuhkan garam agar lebih enak, maka perkataan membutuhkan kasih. Dengan adanya kasih, maka perkataan kita terasa lebih enak bagi orang yang mendengarnya. Tidak lagi hambar. Sobat Lansia, menaburi perkataan dengan kasih dapat kita lakukan dengan beberapa cara. Pertama, berkata-katalah lebih banyak untuk memuji orang lain, daripada untuk menjatuhkan atau merendahkan mereka. Kedua, berkata-katalah dengan hormat dan sopan kepada siapa pun, termasuk kepada mereka yang meragukan iman kita. Ketiga, gunakan intonasi yang menyenangkan dan hindari nada-nada tinggi. Yang mendasar dari semuanya itu adalah agar kita memenuhi hati kita dengan kasih sayang ketika kita berbicara kepada orang lain. Perkataan penuh kasih kita tujukan baik kepada orang yang berbuat baik kepada kita, maupun kepada mereka yang berlaku buruk.

DOA :

Tuhan, mampukan kami berkata-kata dengan menyenangkan kepada siapa pun dalam hidup kami. Amin.