Mazmur 150

Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!

(Mazmur 150:6)

Tampaknya, gaya hidup cinta lingkungan sudah menjadi trend tersendiri saat ini. Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat dunia sudah mulai menyadari betapa penting menjaga lingkungan hidup. Mulai dari penggunaan tumbler hingga kebiasaan membawa alat-alat makan sendiri untuk mengurangi penggunaan botol plastik atau alat makan sekali pakai. Di beberapa resto terkenal, kita mendapati bahwa mereka tidak lagi menyediakan sedotan plastik untuk para pelanggannya. Bukan hanya lingkungan hidup, dalam beberapa tahun ini muncul juga gerakan-gerakan cinta hewan. Contohnya saja gerakan “Dogs are Not Food” dan masih banyak lagi. Keadaan itu patut disyukuri sekaligus menjadi harapan akan kehidupan dunia yang jauh lebih baik di masa yang akan datang.

Keberadaan dunia dan semesta yang baik ternyata membuat pemazmur menaikkan pujian kepada Allah. Dalam Mazmur 150, pemazmur membayangkan bahwa dunia—dan bahkan semesta—sedang ikut memuji Tuhan baik dengan yanyian maupun tarian. Tidak berlebihan jika pemazmur menyerukan, “Biarlah segala yang bernapas memuji Tuhan!” Seruan itu sesungguhnya bukan hanya menggambarkan perasaan pemazmur saat melihat kehidupan dunia dan semesta, tetapi juga menggambarkan harapan pemazmur untuk masa depan. Ia berharap agar segala yang hidup tetap memuji Tuhan selamanya. Artinya, dunia di masa yang akan datang juga tetap dalam keadaan baik supaya semua ciptaan tetap memuji Allah.

Teens, firman Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa gaya hidup cinta lingkungan bukan sekadar trend kehidupan. Gaya hidup cinta lingkungan sesungguhnya menjadi upaya untuk mewarisi pengharapan pemazmur: harapan agar setiap generasi di masa yang akan datang tetap bisa memuji Tuhan saat melihat dunia dan semesta. Biarlah trend mencintai lingkungan menjadi legacy kita untuk segala yang bernapas di masa depan!