Mazmur 133

“ ….apabila saudara-saudara berdiam bersama dengan rukun!”

(Mzm. 133:1)

 

 

 

Penduduk di Benua Asia memiliki satu nilai kehidupan yang dipegang erat. Nilai tersebut adalah harmoni, yakni panggilan setiap insan untuk dapat hidup dalam keselarasan, baik dengan alam maupun sesama. Keharmonisan dalam budaya Tiongkok digambarkan dengan simbol Yin dan Yang. sedangkan dalam budaya Jawa keharmonisan antar sesama manusia terangkum dalam sebuah ungkapan, “Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah” (kerukunan menghadirkan kesejahteraan sedangkan perselisihan melahirkan kehancuran). Karena itu hal yang harus diupayakan dengan kesungguhan serta ketulusan dalam hidup bersama adalah menciptakan dan memelihara kerukunan.

 

 

Satu hal yang dipuji oleh pemazmur dalam teks Alkitab hari ini adalah kehidupan yang rukun di antara sesama saudara. Kerukunan tersebut dipandang sebagai hal yang baik sekaligus indah. Mazmur 133:1 menegaskan hal tersebut dengan nyanyian sukacita, ”Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!” Kehidupan yang rukun akan membuat berkat Allah mengalir dan mendatangkan kehidupan.

 

 

Youth, kita dipanggil Tuhan untuk menghadirkan kerukunan dalam kehidupan bersama orang lain. Relasi yang rukun dengan sesama manusia akan mendatangkan banyak kebaikan dalam hidup. Sebaliknya, tanpa kerukunan maka kehidupan bersama orang lain akan mengalami banyak permasalahan. Salah satu cara menjaga kerukunan adalah dengan memandang orang lain sebagai saudara kita. Mari terus hidupkan kesadaran bahwa sebagai sesama manusia kita terikat dalam hubungan persaudaraan.

 

 

1. Siapakah yang dimaksud dengan saudara-saudara oleh pemazmur?
2. Apa hambatan membangun persaudaraan sejati di tengah bangsa kita?

 

Pokok Doa: Tumbuhnya terus persaudaraan sejati.