NYARIS GAGAL?
“Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar
dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya,
lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu ….”
(2Raj. 5:11)
Ono, teman SMA kami di Semarang yang berasal dari Solo, datang ke Jakarta untuk pertama kalinya. Sepanjang perjalanan ia berdecak kagum melihat berbagai hal yang baru dilihatnya. Lalu tibalah kami di warung makan khas Solo yang nasi liwet dan timlonya terkenal. Bagi Ono, masakan Solo mana di Jakarta yang mungkin lebih enak dari kota asalnya? Tapi, kali ini Ono semakin takjub karena timlo dan nasi liwetnya enak sekali. Tentu saja Ono tidak tahu bahwa koki warung itu orang asli Solo. Nah, apa yang dialami Naaman di Israel adalah kebalikan dari pengalaman Ono. Naaman kecewa dan merasa terhina dengan cara penyambutan Nabi Elisa. Ia merasa jauh lebih agung dari bangsa Israel.
Sobat Lansia, syukurlah Naaman mau mengikuti nasihat bawahannya dan rela merendahkan diri untuk menjalani proses penyembuhannya. Ya, usahanya nyaris gagal, seandainya saja dia tidak mau taat. Hal ini pun juga berlaku bagi kita saat ini. Menerima Tuhan Yesus membutuhkan penyangkalan diri dan kerendahan hati. Jika kita menolak dikuduskan oleh darah Yesus, maka gagallah seluruh hidup kita.
DOA:
Bapa, kami rindu untuk terus menjalani hidup dalam penyangkalan diri
dan memuliakan nama-Mu, khususnya menjelang akhir hidup kami kini.
Tegurlah kami agar tidak salah jalan. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama