AHLI BERDOA
… berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya:
“Tuhan, ajarlah kami berdoa ….”
(Luk. 11:1)
Sebagai lansia, pasti kita sudah berpuluh kali, bahkan beratus kali, berdoa. Apakah dengan demikian kita telah menjadi seorang ahli berdoa? Belum tentu. Mungkin sampai saat ini kita masih belajar berdoa dan kadang-kadang meniru cara berdoa para pemimpin gereja, namun kita masih merasa belum puas, karena doa kita sering terasa mengambang, bahkan kadang kita terjebak dalam rutinitas. Saya masih ingat komentar cucu suatu hari, “Opa kok berdoa dua kali? Apakah masakan Oma tidak enak?” Ya, sebelum makan saya sudah berdoa, tapi lupa, lalu berdoa lagi. Doa sudah menjadi sekadar basa-basi. Padahal, seharusnya doa bersifat pribadi.
Sobat Lansia, selain bersifat pribadi, doa seharusnya juga merupakan hal yang menyenangkan. Mengapa? Karena yang kita sapa dalam doa bukan manusia, melainkan Allah. Tuhan Yesus tidak sekadar mengajar kita berdoa, tapi juga meneladankan keakraban. Yesus berkata, “Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa ….” Sebenarnya hanya Yesus saja yang berhak memanggil Allah dengan sebutan Bapa, namun Ia telah memberi izin kepada kita untuk juga memanggil-Nya Bapa. Ini adalah sebutan keakraban dan sekaligus hormat. Lain kali, ketika kita berdoa “Bapa Kami,” mari kita lakukan dengan lebih sungguh-sungguh.
DOA:
Bapa, kami sunggu bahagia menjadi anak-anak-Mu di dalam Yesus.
Tolong kami supaya dapat lebih menikmati saat-saat kami berdoa. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama