Kejadian 3:8-19

“Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu,

sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?”

(Matius 7:3)

Teens, pertengkaran adalah hal yang lazim terjadi di dalam keluarga. Misalnya, suatu saat kamu bertengkar dengan saudaramu. Tiba-tiba, ayah kalian datang dan memarahi kalian. Apa yang akan kalian lakukan? Apakah kalian berani mengakui kesalahan, atau saling menyalahkan?

Mungkin kamu masih ingat akan kisah Adam, Hawa, dan si ular. Dalam Kejadian 3, mereka bersama-sama ada di dalam taman, dan Tuhan melarang manusia memakan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat. Namun, karena ular menghasut Hawa, maka Hawa memakan buah itu dan memberikannya pula kepada Adam. Ketika Allah mempertanyakan apa yang mereka perbuat, maka dimulailah aksi saling menyalahkan yang pertama kali terjadi di bumi. Adam menyalahkan Hawa karena telah memberikan buah pengetahuan yang baik dan jahat kepadanya, Hawa menyalahkan ular karena telah menghasutnya. Tidak ada satu pun di antara mereka yang mengakui bahwa mereka bersalah dalam peristiwa tersebut.

Dalam keadaan emosi, entah marah, sedih, atau takut, seseorang dapat dengan mudah mencari kambing hitam, menyalahkan orang lain, menyalahkan keadaan, semua menjadi sumber kesalahan, kecuali dirinya sendiri. Mengapa demikian? Tidak lain karena ia tidak mau bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Seolah-olah semua yang terjadi di luar kendalinya.

Tepatlah apa yang tercantum dalam Matius 7:3, bahwa selumbar di mata saudara kita jauh lebih terlihat daripada balok di mata sendiri. Apa yang salah pada diri orang lain akan mudah terlihat dibandingkan dengan apa yang ada pada diri kita. Kisah Adam, Hawa, dan si ular mengingatkan kita untuk bertanggung jawab atas emosi kita dan pilihan-pilihan yang kita ambil. Melakukan introspeksi adalah bagian dari pendewasaan diri. Dengan introspeksi, perlahan-lahan kita akan mampu mengenali emosi yang muncul dalam diri, mengendalikannya, dan mengelolanya dengan baik. Mari berani mengintrospeksi diri!