Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus,

supaya Ia menjamah mereka;

akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.

(Mrk. 10:13)

Dalam perjalanan hidup kita, tentulah persepsi kita tentang Tuhan Yesus ikut mengalami perubahan sesuai dengan bertambahnya keakraban kita. Hal ini tidak mengherankan, sebab kita butuh waktu untuk mengenal dan mengasihi-Nya, sama seperti kita butuh waktu untuk saling mengenal dan mengasihi pasangan kita. Maka, syarat hidup suami istri ialah saling memiliki sampai maut memisahkan. Namun, hak milik Tuhan Yesus atas kita berbeda, sebab Dia telah menebus dosa kita. Maka, kita tidak dapat memonopoli Dia, menganggap Tuhan Yesus milik kita pribadi, lalu melarang orang lain mengakses kasih-Nya.

Sobat Lansia, firman Tuhan hari ini menggambarkan usaha sebagian orangtua supaya anak-anak mereka mengalami jamahan kasih Yesus. Namun, para murid bukan gembira, tetapi justru marah melihat itu. Tampaknya mereka belum mengenal siapa Tuhan Yesus yang sesungguhnya dan ingin memonopoli Tuhan Yesus sebagai milik mereka sendiri. Nah, kini tiba pula saatnya sebagai lansia kita memeriksa diri, apakah kita telah memonopoli pribadi Yesus sebagai Juruselamat kita saja dan tidak sudi berbagi kasih-Nya dengan orang lain? Apakah selama ini kita justru menghalangi orang mendekati Tuhan Yesus? Dia bukan milik kita, tapi kita adalah milik-Nya.

DOA:

Tuhan, ampuni kami jika kami menghalangi orang lain

mendapat kasih-Mu. Ajar kami berbagi kasih-Mu dengan sesama. Amin.