Kisah Para Rasul 7:30-34

“… karena itu marilah, engkau akan Kuutus ke tanah Mesir.”

(Kis. 7:34)

 

 

 

Ketika kita mendapat sebuah penugasan, kita tentu berharap dapat berjumpa dengan orang-orang yang menyenangkan juga situasi yang kondusif serta aman. Dengan kemudahan tersebut, kita berharap tugas yang kita terima dapat terselesaikan dengan baik. Namun, situasi nyaman yang dipertahankan terus-menerus, ternyata dapat membuat seseorang malah terhalang untuk berkembang dengan maksimal. Itulah yang sering disebut orang sebagai “zona nyaman.” Semakin kita bersikap “anti” terhadap perubahan dan tantangan, semakin sedikit juga pembelajaran yang dapat kita alami. Menjadi pribadi yang lebih baik, lebih tangguh, dan lebih bijaksana sering kali justru menuntut hadirnya tantangan dan masalah untuk dihadapi.

 

 

Saat Musa dipanggil, Allah datang kepadanya lewat penglihatan nyala api dari semak duri. Musa pun diminta untuk melepaskan kasut sebagai tanda penghormatan pada kekudusan Allah. Dalam penglihatan itu, Musa diminta oleh Allah untuk menjadi utusan-Nya membebaskan bangsa Israel. Bagi Musa, ini merupakan sebuah penugasan yang tidak mudah. Alkitab sendiri berulang kali menceritakan tentang kedegilan hati dan ketidaktaatan bangsa Israel terhadap Musa dan terhadap Allah. Meski demikian, penyertaan Allah selalu hadir untuk Musa. Ia yang telah memanggil, Ia juga yang akan terus memampukan.

 

 

Youth, untuk setiap hal yang Tuhan percayakan pada kita untuk dikerjakan, yakinlah bahwa Allah senantiasa menyertai. Jika kita bersedia “diutus” oleh Tuhan, maka kita sendiri pun akan berproses menjadi pribadi yang semakin tangguh, semakin beriman, dan semakin mencintai Allah.

 

 

1. Bagaimana cara Tuhan memanggil Musa?
2. Bersediakan Anda ketika Tuhan mengutus Anda melakukan sesuatu?

 

 

Pokok Doa: Kekuatan dalam menjalankan setiap panggilan dari Tuhan.