1 Raja-Raja 21:20-29

Segera sesudah Ahab mendengar perkataan itu, ia mengoyakkan pakaiannya,

mengenakan kain kabung pada tubuhnya dan berpuasa.

(1 Raj. 21:27)

 

 

 

Belum lama ini, seorang remaja bercerita pada saya bahwa seorang teman sekolahnya meninggal dunia. Menurut remaja ini, temannya itu memang sudah berulang kali datang ke sekolah dengan luka memar atau lecet karena jatuh dari motor. Temannya itu sudah berulang kali juga diingatkan untuk tidak melakukan kebut-kebutan. Namun, tampaknya ia tidak mau mendengarkan dan tetap nekat mengendarai motor tanpa aturan hingga akhirnya, ia mengalami kecelakaan yang langsung merenggut nyawanya saat itu juga.

 

 

Raja Ahab ingin membeli kebun anggur Nabot dan mengubahnya menjadi kebun sayur. Ketika Nabot menolak untuk menjualnya kepada raja, Ratu Izebel menyusun rencana jahat agar suaminya tetap bisa mendapatkan kebun anggur itu. Dia menyuruh dua orang jahat membuat tuduhan bahwa Nabot telah mengutuk Allah dan raja sehingga orang-orang di kotanya kemudian melempari Nabot dengan batu sampai mati. Melalui Elia, Tuhan memberi peringatan keras atas apa yang dilakukan Ahab dan istrinya Izebel. Mendengar peringatan Elia, Ahab tampak menyesal dan merendahkan diri di hadapan Tuhan. Tuhan pun akhirnya menunda malapetaka yang dirancangkan-Nya bagi Ahab.

 

 

Youth, kadang kala kita menerima teguran atau peringatan dari orang-orang yang bermaksud baik pada kita. Terhadap teguran tersebut, kita bisa saja bersikap tersinggung, marah, atau dengan segera melakukan penolakan. Cara terbaik dalam menerima teguran adalah menanggapinya dengan sopan dan merenungkannya lebih lanjut untuk memahami dan menemukan manfaatnya. Teguran yang baik dari orang lain bisa menjadi cara Tuhan untuk membentuk dan mengarahkan kehidupan kita.

 

 

1. Mengapa Raja Ahab ditegur dengan keras oleh Allah melalui Elia?
2. Bagaimana sikap Anda ketika orang lain menegur Anda?

 

 

Pokok Doa: Kedewasaan untuk mendengarkan teguran.