“Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah;

manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.”

(1Sam. 16:7)

Fifi mendekati Nenek yang sedang asyik menonton acara memasak ala Eropa. Walaupun usianya sudah 77 tahun, Nenek masih gemar mencoba memasak berbagai menu makanan. Biasanya, seluruh keluarga akan berkumpul di hari Minggu setelah kebaktian untuk makan bersama dan memuji menu baru Nenek. Beliau pun akan makin bersemangat memasak. Namun, pertanyaan Fifi hari ini bukan soal masakan tapi soal penampilan tukang masaknya. “Nek, mengapa Pak Luki, tukang masaknya, pakai anting-anting di kuping kiri dan berambut gondrong?” Nenek terkejut karena ia sudah terbiasa dengan penampilan Pak Luki dan tidak lagi terganggu.

Sobat Lansia, ayat firman Tuhan hari ini mengajarkan kita bahwa Tuhan Allah melihat hati kita, bukan penampilan kita, bukan juga masa lalu kita. Yang penting adalah kerinduan hati kita untuk berjumpa dengan Allah yang penuh kasih dan pengampunan. Undangannya kepada kita adalah, “Datanglah seadanya, tak usah pura-pura!” Ini kebalikan dari sikap kita, bukan? Kita mementingkan penampilan, potongan rambut, pakaian, sepatu, mobil, bahkan peti mati dan kuburan. Tuhan mementingkan jiwa kita, bukan yang fana. Bagaimana hati kita sekarang? Jangan rahasiakan. Mari buka hati kita sehingga Tuhan dapat menyucikannya.

DOA:

Tuhan, kami mohon pengampunan-Mu atas hidup kami

yang sering gagal mewujudkan kasih-Mu yang penuh pengampunan. Amin.