Matius 6:9-13

“Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya ….”

(Matius 6:11)

Ketika wabah Covid-19 mulai terdeteksi masuk ke Indonesia, tiba-tiba saja swalayan-swalayan ramai dikunjungi oleh banyak orang. Mereka berbondong-bondong ke sana untuk memborong sembako dan juga alat-alat kesehatan seperti
masker dan hand sanitizer. Persediaan dari semua barang tersebut lenyap seketika. Padahal, tidak semua dari mereka membutuhkan barang tersebut dalam jumlah banyak. Mereka hanya panik dan khawatir kalau di hari yang akan datang, mereka tidak dapat menemukan barang-barang tersebut.

Rupanya kekhawatiran akan masa depan juga dialami oleh orang-orang Yahudi pada zaman Yesus hidup. Saat mendapatkan sesuatu, mereka berusaha mendapatkannya sebanyak mungkin, melebihi hal yang menjadi kebutuhan mereka. Akibatnya, ada banyak orang yang tidak mendapatkan kebutuhannya. Oleh karena itu, di dalam Doa Bapa Kami, secara tidak langsung Yesus mengajarkan mereka untuk merasa cukup. Perasaan cukup menjadi bentuk konkret dari relasi manusia dengan Allah Yang Mahakaya. Kekhawatiran akan berkat di masa mendatang justru mencerminkan penyangkalan relasi kita dengan Allah yang dengan limpah ruah memberkati kita. Ketika relasi kita dengan Allah tidak baik maka relasi kita dengan sesama pun menjadi tidak baik. Lalu, bagaimana kita bisa menjadi trendsetter di tengah dunia?

Teens, sebagai orang yang beriman, kita tidak boleh lagi khawatir dengan masa depan kita. Allah yang berkat-Nya melimpah ruah akan selalu mencukupkan kita. Allahlah yang seharusnya menjadi pegangan hidup setiap orang dan menjadi trendsetter di dunia ini. Kita seharusnya menampilkan karakter Yesus supaya Ia menjadi trendsetter dunia ini, dan salah satu karakter-Nya adalah berkat-Nya yang melimpah ruah. Buatlah setiap orang merasakan kelimpahruahan berkat Allah saat kita berani untuk berkata “it’s enough!” sehingga tidak ada orang yang kekurangan.