1 Raja-raja 1:1-27

Lalu Adonia, anak Hagit, meninggikan diri dengan berkata: “Aku ini mau menjadi raja.”

(1 Raja-raja 1:5)

Apakah kamu masih ingat akan tokoh supervillain di film “The Incredibles”? Namanya Buddy Pine. Saat kecil ia sangat mengidolakan Mr. Incredible, sampai-sampai ia membuat kostum dan menamakan dirinya Incredi-boy. Sebenarnya, Buddy Pine sangat pintar dan bertalenta. Buktinya, ia bisa menciptakan berbagai temuan yang hebat dan dahsyat. Sayangnya, pengalaman ditolak oleh Mr. Incredible membuatnya sakit hati. Ia kemudian berambisi untuk menjadi superhero yang terhebat (tetapi dengan cara yang salah) dengan nama Syndrome. Pada akhirnya, justru ambisinya yang berlebihanlah yang membuat dirinya gagal dan dikalahkan.

Memiliki mimpi atau cita-cita bukanlah hal yang salah. Tiap orang boleh punya visi dan harapan yang tinggi untuk masa depannya. Namun, kita harus berhatihati dengan apa yang kita harapkan. Kisah Adonia yang terlalu berambisi menjadi raja bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Sejak semula penentuan siapa yang menjadi raja di Israel ada di tangan Tuhan Allah. Dialah yang berhak menunjuk siapa yang menjadi raja. Rupanya keinginan Adonia begitu besar, sampai-sampai ia berupaya mendahului keinginan Raja Daud, ayahnya, dan bahkan mendahului keinginan Tuhan. Bagaimana ending -nya? Walaupun sudah berupaya melakukan pencitraan dengan kereta kuda dan mengadakan pesta besar, Adonia tetap tidak dapat diurapi menjadi raja Israel.

Teens, kita semua tentu punya mimpi yang ingin kita raih. Kita boleh berjuang agar mimpi itu bisa terwujud, tetapi jangan sampai kita melupakan Tuhan dalam pencapaian mimpi itu. Sampaikanlah apa yang menjadi mimpimu kepada Tuhan dalam doa dan bertanyalah apakah Tuhan berkenan akan mimpimu itu. Percayalah, sesungguhnya Tuhan sudah memiliki rencana indah bagi kehidupan kita bersama! Bila mimpimu berkenan kepada-Nya, mimpimu pasti akan terwujud!