1 Raja-raja 16:29-33

Seakan-akan belum cukup ia hidup dalam dosa-dosa … ia pergi beribadah kepada Baal dan sujud menyembah kepadanya.

(1 Raja-raja 16:31)

Ada pepatah: Keledai tidak akan jatuh dalam lubang yang sama. Keledai kerap dipandang sebagai hewan yang bodoh dan lamban. Walaupun demikian, ia bisa belajar dari kesalahannya dan tidak akan jatuh di lubang yang sama. Pepatah itu sebenarnya menjadi kritik dan sindiran bagi manusia, yang kerap merasa dirinya pintar, tetapi sering jatuh ke dalam kesalahan dan dosa yang sama.

Itu yang terjadi pada diri Ahab, raja Israel yang ketujuh. Sebelum dirinya, raja-raja Israel yang sudah mendahuluinya mengalami kegagalan dalam pemerintahan. Kegagalan mereka berakar pada satu hal, yakni mereka tidak setia kepada Tuhan, Allah Israel. Namun, meskipun sudah ada enam raja yang keliru sebelum dirinya, Ahab tidak juga sadar. Ahab jatuh pada kesalahan yang sama. Ia hidup dalam dosa. Ahab juga memperistri Izebel, putri raja Sidon, yang kerap menjadi lawan orang Israel. Izebel adalah orang yang kejam. Setelah menjadi ratu, ia membunuh nabi-nabi Tuhan. Ahab bukannya menegur istrinya yang kejam itu, tetapi malah ikut menyembah Baal, berhala orang Sidon, dan mendirikan kuil untuk Baal. Apa yang dilakukan Ahab ini akan memicu rangkaian peristiwa antara Ahab dan Nabi Elia, hingga pada akhirnya Ahab dan kerajaannya menemui berbagai serangan dan kesulitan.

Teens, berhati-hatilah terhadap dosa, karena dosa itu kerap kali menyenangkan dan menggiurkan untuk dilakukan. Sejarah raja-raja Israel ditulis bukan hanya sebagai catatan sejarah, melainkan juga sebagai sebuah pelajaran (bahkan peringatan) bagi semua orang percaya. Jangan abaikan peringatan ini, ya! Belajarlah dari kesalahan raja-raja Israel! Janganlah menganggap remeh perintah dan larangan Tuhan! Semua itu diberikan tidak dalam rangka mengekang, tetapi untuk menjaga agar kehidupan kita menuju ke arah yang benar.