Efesus 3:1-12

Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah ….

(Ef. 3:12)

Setiap manusia diciptakan berbeda-beda, baik fisik, status sosial, latar belakang keluarga, maupun pandangan hidup. Sayangnya, perbedaan masih sering dilihat sebagai ajang persaingan tentang mana yang baik dan buruk karena adanya standar-standar tertentu yang lebih disukai masyarakat. Pola pikir demikian akhirnya melahirkan perasaan insecure atau tidak aman. Orang merasa rendah diri karena tidak memenuhi standar tersebut.

Dalam kehidupan beragama, pola pikir seperti itu juga kerap muncul. Dalam persekutuan pengikut Kristus Mula-Mula, orang-orang dari kalangan non-Yahudi dianggap lebih rendah daripada orang Yahudi. Pemikiran tersebut membuat kalangan non-Yahudi ada dalam posisi tidak mengenakkan, seperti dikucilkan. Alhasil pola pikir itu membuat kehidupan persekutuan terganggu. Itulah yang terjadi dalam kehidupan jemaat di Efesus. Karena itu, melalui suratnya, Paulus mengingatkan bahwa Kristus pun turut menjadikan orang-orang non-Yahudi sebagai ahli-ahli waris, anggota tubuh dan peserta dalam janji yang dinyatakan Kristus Yesus (ay. 6). Paulus meneguhkan bahwa Kristus membuka dirinya bagi seluruh kelompok umat manusia.

Youth, ada seribu alasan yang dunia hadirkan untuk membuat kita terlihat tidak layak menjadi bagian persekutuan kasih Kristus. Namun, ada satu alasan yang selalu melayakkan kita: pengorbanan Kristus. Ia berkorban bagi seluruh umat manusia. Ia adalah sumber keberanian dan jalan masuk kita pada Allah. Karena itu, hiduplah sebagai bagian dari persekutuan kasih-Nya!

1. Bagaimana cara Paulus menguatkan jemaat Efesus agak tidak terpecah?

2. Penilaian apa yang sering membuat Anda merasa insecure? Bagaimana cara Anda mengatasinya?

Pokok Doa : Pergumulan tentang perasaan insecure.