KETABAHAN HIDUP
“Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?”
(Ayb. 2:10)
“Mengapa peristiwa ini terjadi, Pak Wepe?” begitu tanya seorang ibu di tengah rasa kehilangan mendalam, akibat anaknya mengalami kecelakaan yang fatal. Pertanyaan ini biasanya dilanjutkan dengan kalimat, “Salah saya apa, sehingga Tuhan harus menghukum saya lewat peristiwa ini?” Sungguh sebuah rangkaian pertanyaan yang tak mudah terjawab, bukan? Bertanya dan bergumul adalah bagian dari kehidupan iman kita sepanjang hidup. Tak selalu kita bisa mengerti apa yang terjadi dalam kehidupan ini, khususnya untuk hal-hal yang menyedihkan hati.
Sobat Lansia, Ayub mengalami pergumulan hidup yang berturutturut. Ia kehilangan harta dan anak-anak-Nya. Ketika istrinya menyalahkan ketekunan Ayub dan memintanya untuk mengutuki Allah, maka Ayub menegaskan keyakinan imannya. Ayub meyakini bahwa yang baik dan buruk datang dari Allah. Yang baik dan buruk adalah di dalam kehendak dan izin Allah. Allah berdaulat dan berkuasa atas kehidupan manusia. Kesadaran seperti inilah yang memberikan ketabahan bagi Ayub untuk menjalani pergumulannya. Kedaulatan Tuhan adalah sumber bagi ketabahan. Kita percaya bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu, baik maupun buruk, untuk mendatangkan kebaikan bagi umat-Nya.
DOA :
Tuhan, ajarlah kami untuk hidup dalam ketabahan ketika kesulitan hidup datang. Kami percaya, Engkau tak pernah meninggalkan kami. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama