20
Jul

WASPADAI RENDAH DIRI

Lalu sujudlah Mefiboset dan berkata: “Apakah hambamu ini, sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?”

(2Sam. 9:8)

 

 

Rendah hati dan rendah diri adalah dua hal yang terdengar mirip, namun sangat berbeda artinya. Rendah hati artinya tidak sombong. Rendah hati adalah hal yang baik. Sementara rendah diri berarti minder alias melihat diri kurang dari yang sebenarnya. Mengapa orang, bahkan di usia yang sudah cukup banyak, bisa mengalami rendah diri? Rasa rendah diri ini bisa menyebabkan seseorang tidak hidup dalam potensi maksimal, dan bahkan terus merasa tidak aman.

 

Sobat Lansia, perhatikan bagaimana Mefiboset menyebut dirinya sendiri “anjing mati.” Padahal ia adalah anak dari Yonatan, cucu dari Saul, raja Israel. Daud mempunyai perjanjian dengan Yonatan sehingga ia mencari dan menyambut Mefiboset agar duduk semeja dengan raja. Namun, karena mempunyai keterbatasan fisik, Mefiboset hidup dalam kondisi rendah diri. Kelemahan fisiknya telah menenggelamkan dirinya, padahal ia punya status yang luar biasa sebagai keturunan raja Israel. Syukurlah, Daud menyatakan anugerah dalam bentuk mengundangnya untuk duduk sehidangan dengan raja. Rendah diri tak boleh menjadi bagian kehidupan anak-anak Tuhan. Di dalam anugerah-Nya, kita harus melihat diri dengan tepat. Lepas dari jerat rendah diri, hidup dalam kerendahan hati.

 

DOA :

Tuhan, di dalam anugerah-Mu, ajarlah kami untuk melihat diri kami dengan tepat. Amin.

Multiple Ajax Calendar

July 2021
S M T W T F S
« Jun   Aug »
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031

Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:

Rp. 70.000,-/tahun

Rp. 8.000,-/eksemplar


Pembayaran melalui:

Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua

A/C No. 165 0000 558743

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama

Marketing


BCA Bidakara

A/C No. 450 558 9999

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama


Persembahan Kasih melalui:

BCA Bidakara

A/C No. 450 305 2990

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama