Lukas 14:25-33

“Demikian pula tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.”

(Luk. 14:33)

 

 

Membuat keputusan dalam hidup pasti membutuhkan banyak pertimbangan. Jika kita asal-asalan atau salah memutuskan (membuat pilihan), maka kita akan merasakan sendiri dampak atau kerugiannya. Karena itu, kita harus pandai berhitung ketika hendak menentukan atau memilih sesuatu. Berhitung tentang konsekuensi, kemampuan kita, baik dan buruk, untung dan rugi; dan yang paling penting, apakah hal itu bertentangan atau tidak dengan prinsip dan penghayatan iman kita.

 

Dalam teks Injil Lukas hari ini Yesus menegaskan bahwa kita tidak akan dapat menjadi murid-Nya jika kita tidak berani melepaskan diri dari segala yang kita miliki. Sayangnya, anak-anak Tuhan justru sering kali salah dalam memutuskan dan memilih karena hatinya terlalu melekat pada “kepunyaannya”. Ada banyak orang yang mendasarkan perhitungannya hanya pada untung dan rugi secara materi. Karena itu, tidak heran jika pilihan yang diambil, misalnya, lebih memilih diam dan menikmati bersama hasil korupsi, melakukan cara kotor untuk naik jabatan, dan menggadaikan iman saat diperhadapkan dengan tawaran kekayaan yang menggiurkan. Orang bisa pandai berhitung secara materi, tetapi menjadi bodoh melihat hal-hal berharga yang jauh melampaui materi. Apa itu? Tentu saja hidup di dalam Tuhan.

 

Youth, hidup itu bukan sekadar tentang kepuasan materi, melainkan tentang mensyukuri anugerah dan keselamatan yang sudah Allah berikan dan kerjakan dalam hidup kita. Karena itu, bijaklah memilih. Jangan sampai kita “mengejar berkat” dan menyingkirkan “Sang Pemberi Berkat”.

 

1. Apa kaitan antara melepaskan diri dari segala kepunyaan kita dengan mengikut Yesus?

2. Menurut Anda, apa hal yang paling berharga dalam hidup? Mengapa?

 

 

Pokok Doa:

Berhikmat dalam memilih dan membuat keputusan.