“Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.”

(Yoh. 15:4)

Salah satu keuntungan yang diperoleh dalam masa-masa sulit pandemi adalah banyak rumah yang tiba-tiba menjadi hijau. Ada banyak orang yang menjadi punya banyak waktu untuk menanam pohon dan mengurusnya. Apa yang menarik dari tanaman? Ia akan bertumbuh subur saat dirawat dengan baik, yaitu akar mendapat cukup nutrisi, daun mendapat sinar matahari yang cukup, dan ranting-ranting yang tidak baik pertumbuhannya dipotong.

Tuhan Yesus berbicara dalam bacaan kita hari ini dengan menggunakan pohon anggur sebagai perumpamaan. Ia menggambarkan diri-Nya sebagai pokok anggur, Allah Bapa sebagai pengusahanya, dan manusia adalah rantingnya. Melalui perumpamaan ini kita diingatkan bahwa ranting itu sebenarnya sangat membutuhkan nutrisi dari pokok anggur untuk dapat menghasilkan buah. Jadi, ranting tidak boleh merasa sombong dan berpikir bahwa karena dirinyalah, maka buah itu dihasilkan. Pada dasarnya, buah itu akan ada bila si ranting tinggal atau menempel erat pada pokok anggur. Sementara saat ranting berusaha melepaskan diri dari pokok anggur, maka ia akan kering dan pada akhirnya dibuang. Demikian pula dengan kita. Untuk dapat berbuah, maka kita harus tinggal dalam Sang Pokok Anggur yaitu Kristus.

DOA:

Kami mau tinggal di dalam-Mu, ya Kristus, sehingga kami dapat terus berbuah dan melalui buah yang kami hasilkan nama-Mu dipermuliakan. Amin.