Lukas 22:31-33, 54-62

“… Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!”

(Luk. 22:33)

 

 

Berjumpa dengan orang yang omdo alias omong doang bisa menjadi sangat menjengkelkan dan melelahkan. Biasanya orang-orang yang demikian jago berceloteh, tetapi minim aksi. Mereka suka membangga-banggakan diri sendiri. Ucapan atau perkataan akan kehilangan maknanya dan kebenarannya jika tidak mewujud dalam tindakan nyata.

 

Respons Petrus, “… Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!” terdengar sangat meyakinkan dan mengharukan. Bagaimana tidak? Seorang murid mengatakan kalau ia rela mengorbankan dirinya sedemikian rupa untuk guru yang dikasihinya. Keren, bukan? Namun, Yesus segera menampik perkataan itu karena Ia tahu betul kalau kedalaman hati dan iman Petrus tidak sekeren perkataannya. Yesus menghadapkan Petrus pada kenyataan kalau nantinya ia akan menyangkal Yesus 3 kali. Yesus mengingatkan Petrus bahwa iman dan komitmen untuk mengikut Tuhan bukanlah tentang kata-kata yang terdengar hebat, tetapi minim praktik. Iman haruslah menjadi sebuah keyakinan yang mewujud dalam tindakan nyata. Petrus menangis sedih karena penyaliban Yesus di hadapannya membuktikan kualitas imannya. Saat itu imannya masih sebatas omdo.

 

Youth, upaya untuk mewujudnyatakan iman dalam perbuatan tidak bisa terjadi hanya dalam semalam. Ini adalah proses yang bisa terjadi jika kita memiliki kesadaran dan komitmen. Karena itu, jadikanlah setiap peristiwa, tantangan, pergumulan, suka dan duka dalam hidup kita sebagai proses latihan untuk mengasah, membentuk, dan mewujudnyatakan iman kita.

 

1. Apa yang menyebabkan Petrus tega menyangkal Yesus?

2. Bagaimana Anda melatih iman Anda agar tidak berakhir dengan omdo?

 

 

Pokok Doa:

Dimampukan untuk mempraktikkan iman dalam keseharian.