Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain,

penuh kasih mesra dan saling mengampuni,

sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

(Ef. 4:32)

Dina tidak mau memaafkan temannya walau temannya sudah meminta maaf. Wajahnya selalu tampak kesal. Gurunya memanggilnya dan memintanya membawa sebutir kentang dari rumah, memasukkan ke dalam kantong plastik dan tidak boleh dikeluarkan dari dalam tas sekolahnya. Walau hanya sebutir, kentang itu agak mengganggu juga. Apalagi, ketika hampir sebulan, kentang itu berair dan mulai membusuk, mengeluarkan bau tidak sedap. Ketika Dina melaporkan hal itu pada gurunya, sang guru berkata bahwa begitu juga jika kita terus-menerus membawa kesalahan teman kita di dalam pikiran dan hati kita. Tidak nyaman, seperti membawa kentang busuk.

Sobat Lansia, kadang-kadang kita tidak mau meninggalkan pikiran tentang kesalahan seorang teman yang pernah diperbuatnya. Kita terus mengingat dan membawa sakit hati kita selama bertahun-tahun. Rasul Paulus mengingatkan agar kita hidup dalam kasih mesra dan saling mengampuni. Dengan mengasihi dan mengampuni kita akan merasa lega. Jika kesalahan orang lain terus kita bawa, kita bagaikan membawa kentang dalam tas kita, lama kelamaan akan membusuk. Mari belajar untuk saling mengasihi dan mengampuni.

DOA:

Tuhan yang pengasih dan pengampun,

tiap hari kami meminta pengampunan dari-Mu, tetapi kami sering sulit

memaafkan kesalahan yang diperbuat orang lain.

Ajar kami membagi kasih dan pengampunan seperti Engkau. Amin.