Kejadian 15:1-6; 12-18

Lalu percayalah Abram kepada TUHAN ….

(Kej. 15:6)

 

 

 

Menanti adalah sebuah pekerjaan yang membosankan sehingga umumnya orang tidak ingin mengalaminya. Ketika kita menantikan kehadiran rekan yang sudah berjanji bertemu di sebuah tempat, tetapi ia belum juga hadir pada waktunya, rasanya kita menjadi bosan dan gelisah. Bahkan, kita mungkin bertanya-tanya, “Apakah ia lupa dengan janjinya?” Begitulah, penantian senantiasa menghadirkan sisi ketegangan di dalam kehidupan. 

 

 

Teks yang kita baca hari ini adalah bagian yang menegaskan kembali perjanjian Allah dengan Abram. Tuhan Allah meyakinkan Abram bahwa Ia akan tetap menyertai, melindungi, dan memberkati Abram. Berkat yang dijanjikan Allah kepada Abram mungkin menimbulkan tanda tanya bagi Abram, sebab ia dijanjikan akan memiliki keturunan laksana bintang di langit yang tak terhitung banyaknya. Ini untuk kali kedua Allah berjanji kepada Abram (bdk. Kej 13:16), padahal saat itu Abram belum memiliki keturunan satu pun. Bahkan, Abram dan Sarai juga telah memasuki usia lanjut. Namun, meskipun janji Allah itu sukar diterima dengan logika, Abram percaya bahwa nantinya ia akan disebut sebagai bapa orang percaya. Ada jeda yang cukup panjang antara pemberian dan penggenapan janji itu, tetapi Abram setia menantikannya. 

 

 

Youth, menghidupi janji Tuhan bukanlah hal yang mudah. Ia menjanjikan damai sejahtera bagi orang-orang yang setia pada kepada-Nya. Namun, untuk melihat kenyataan janji itu, ada banyak kendala. Bisa jadi muncul perasaan bahwa Allah lupa akan janji-Nya. Bisa jadi juga sukacita berubah menjadi dukacita. Namun, belajarlah dari Abram. Meskipun rasanya janji Tuhan tidak masuk logika dan terasa lama, Tuhan pasti akan menggenapinya.

 

 

1. Mengapa Abram percaya kepada janji Tuhan?
2. Apa yang Anda lakukan untuk terus memelihara pengharapan kepada Tuhan?

 

 

Pokok Doa: Memelihara pengharapan dalam Tuhan.