MENUTUP MULUT
Sekiranya kamu menutup mulut,
itu akan dianggap kebijaksanaan dari padamu.
(Ayb. 13:5)
Ayub telah ditimpa musibah, hartanya habis dirampas dan karena kebakaran, bahkan anak-anaknya mati dan ia sendiri sakit kulit yang membuatnya sangat menderita. Sangat menyenangkan jika teman-temannya datang memberi kekuatan. Tetapi ketika teman-teman yang datang terus-menerus menyalahkan dirinya dan menuduh bahwa semua musibah yang ia alami adalah akibat dosa-dosanya, itu membuat hati Ayub semakin pedih. Ayub mengeluarkan perasaannya. Ia berkata, “Sekiranya kamu menutup mulut, itu akan dianggap kebijaksanaan dari padamu. Artinya, lebih baik dan lebih bijaksana jika teman-teman Ayub menutup mulut.
Ada orang yang sangat suka berbicara, bahkan karena banyaknya bicara, orang mengatakannya, “buka mata, buka mulut.” Memang ada orang yang seolah tidak bisa diam. Semua hal dikomentari. Ia tidak sadar bahwa kata-kata yang diucapkannya dapat menyakiti hati orang. Ada pepatah mengatakan, “diam itu emas.” Kita harus memohon hikmat dari Tuhan agar kita tahu kapan harus berbicara dan kapan harus diam. Apalagi jika kita terus-menerus mengomel dan mengeluh, tentu tidak nyaman bagi yang mendengarkannya. Berhikmatlah agar paham kapan harus membuka mulut dan kapan harus menutup mulut.
DOA:
Tuhan, kadang kami tidak sadar akan apa yang kami katakan.
Kata-kata kami tidak menyenangkan sesama kami
dan tidak memuliakan Engkau. Beri kami hikmat untuk dapat menutup
mulut apabila tidak diperlukan. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama