BERBELA RASA
Ketika ketiga sahabat Ayub mendengar kabar tentang segala malapetak yang menimpa dia, maka datanglah mereka dari tempatnya masing-masing … untuk mengucapkan belasungkawa kepadanya dan menghibur dia.
(Ayub 2:11)
Saat jam istirahat, Ibu Mida memanggil Kiki dan Didi. “Kiki, Didi, sudah dua hari ini Leni tidak masuk sekolah. Ibu baru dapat kabar, rumah Leni kebakaran,” kata Ibu Mida, Kepala Sekolah. Kiki dan Didi sangat terkejut dan sedih. “Bu, bisakah kita mengumpulkan bantuan untuk Leni?” tanya Didi kepada Ibu Mida. “Iya, itu ide bagus, Di. Nanti Ibu akan buat pengumumannya. Terima kasih kalian sudah ikut berempati untuk Leni,” kata Ibu Mida kepada Kiki dan Didi.
Adik-adik, berempati adalah sikap yang baik. Berempati berarti kita ikut merasakan penderitaan orang lain. Yuk kita membaca Kitab Ayub 2:11-13! Ayub mengalami hal yang sangat berat. Ia kehilangan seluruh harta benda dan anak-anaknya dalam waktu berdekatan. Ia juga menderita sakit barah atau borok di seluruh tubuhnya. Tapi, Ayub tidak sendiri. Teman-temannya datang, ikut berduka dan menangis bersama Ayub.
Adik-adik, sahabat yang baik adalah sahabat yang mampu merasakan duka dan kesedihan teman. Itulah yang disebut berbela rasa. Mari kita pun memilikinya.
Doa: Bapa di Surga, ajar aku memiliki bela rasa kepada teman-temanku. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama