2 Korintus 2:12-17

Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus

di tengah-tengah mereka yang diselamatkan

dan di antara mereka yang binasa.

(2Kor. 2:15)

 

 

 

Oliver Wendell Holmes pernah berkata, “Segala kenangan, khayalan, perasaan nostalgia dan keterikatan lebih mudah tergapai kembali melalui indra penciuman dibandingkan melalui indra-indra lainnya.” Kita mungkin sepakat dengan pendapat Holmes. Ada aroma-aroma dalam kehidupan yang tidak bisa kita lupakan, misalnya bau badan ibu, aroma kopi ayah, maupun minyak wangi dari kerabat kita. Semuanya bisa membekas begitu kuat di ingatan kita.

 

 

Rasul Paulus memiliki cara untuk menyebarkan aroma Kristus di dalam pelayanannya. Lewat kesaksian hidupnya, Rasul Paulus berusaha menunjukkan keharuman Kristus. Khotbah yang berapi-api dari Paulus mungkin hanya akan bertahan beberapa saat saja dalam ingatan para pendengarnya. Saat ada kesibukan, mungkin orang sudah lupa dengan khotbahnya. Namun, tidak demikian halnya dengan teladan perbuatan dan hal-hal baik yang dilakukan Paulus. Semua perbuatan baik itu akan terus terngiang-ngiang di benak orang-orang yang pernah dilayaninya. Lewat perbuatannya, Rasul Paulus hendak menunjukkan kasih Kristus yang nyata dan hidup dalam menyelamatkan manusia. Seolah-olah Paulus hendak mengatakan bahwa apa yang ia lakukan belumlah apa-apa dibandingkan dengan tindakan kasih Kristus bagi manusia, maka percayalah kepada Dia.

 

 

Youth, hidup kita layaknya aroma yang bisa diendus oleh setiap orang. Aroma apa yang mereka cium dari diri kita? Apakah aroma kebaikan hati, ketulusan, dan kelemahlembutan karena kasih Kristus? Ataukah justru aroma kesombongan, keangkuhan, dan kejahatan yang membuat Kristus tenggelam? Mari kita menyajikan aroma yang harum dalam pelayanan kita bagi sesama!

 

 

1. Mengapa Paulus mengibaratkan perbuatan dengan aroma?
2. Bagaimana cara Anda menebar aroma harum dalam kehidupan ini?

 

 

Pokok Doa: Pikiran dan tindakan yang baik bagi sesama.