Roma 15:22-33

Tetapi demi Kristus, Tuhan kita, dan demi kasih Roh, aku menasihatkan kamu, saudarasaudara, untuk bergumul bersama-sama dengan aku dalam doa kepada Allah untuk aku ….

(Rm. 15:30)

Suatu hari, Dharma dikejutkan oleh Dea, kakak rohaninya karena meminta Dharma untuk mendoakannya. Dea tengah bergumul dengan suatu persoalan. Dharma bertanya-tanya mengapa Dea memintanya mendoakannya, padahal Dharma hanyalah adik rohani yang justru masih memerlukan bimbingan dan doa dari Dea yang telah lebih dewasa secara iman. Namun, Dea mengatakan bahwa setiap orang butuh didoakan dan setiap orang bisa mendoakan orang lain. Tidak ada kriteria tertentu untuk menjadi seorang pendoa!

Bacaan kali ini menggambarkan tentang situasi Rasul Paulus yang belum bisa melakukan misi pelayanan ke Roma. Dari segi prioritas, Paulus memang lebih mengutamakan pelayanan bagi orang-orang yang sama sekali belum mendengar tentang Kristus, sedangkan orang-orang di Roma telah lebih dulu mendengar tentang Kristus. Yang menjadi fokus renungan kita hari ini adalah bagaimana rendah hatinya rasul besar seperti Paulus meminta jemaat yang dibimbingnya untuk ikut bergumul dan mendoakannya. Menariknya lagi, Paulus belum mengenal jemaat itu secara personal, tetapi ia tidak segan-segan untuk meminta dukungan doa dari mereka.

Youth, tidak ada kriteria khusus menjadi seorang pendoa selain ketulusan. Sebaliknya, tidak ada yang perlu membuat kita ragu untuk meminta dukungan doa dari siapa pun. Doa yang dilakukan dengan tulus dan penuh dengan iman akan memberikan kekuatan bagi kita semua untuk dapat menjalani kehidupan pelayanan kita. Dalam doa kita, ingatlah juga setiap orang di sekitar kita, siapa pun mereka, sebab setiap orang butuh didoakan.

1. Mengapa Rasul Paulus tidak jadi mengunjungi jemaat di Roma?

2. Adakah seseorang saat ini yang perlu Anda doakan? Dukunglah ia dalam doa!

Pokok Doa : Kerinduan untuk mendoakan setiap orang.