Lukas 9:43b-48

Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.

(Luk. 9:45)

 

 

Dalam proses belajar mengajar, “diam” bisa memiliki banyak makna. Misalnya, diam bisa menandakan si murid memahami pelajaran yang diajarkan. Atau sebaliknya, diam bisa menjadi tanda kalau si murid tidak tertarik mengikuti pelajaran. Dalam hal lain, seperti kata peribahasa, diam bisa berarti emas. Namun, jika tidak memahami sesuatu, kita justru tidak boleh diam. Bertanya dapat menolong kita untuk mempunyai pemahaman yang benar.

 

Teks Alkitab hari ini bercerita tentang membisunya para murid ketika mereka tidak mengerti apa yang Yesus katakan. Mereka memilih diam karena mereka tidak berani bertanya. Bagaimana mungkin Yesus akan menderita kalau sebelumnya Ia mampu mengusir roh jahat dari anak yang sakit, memberi makan lima ribu orang, bahkan dimuliakan di atas gunung? Pemberitahuan kedua tentang penderitaan-Nya berlalu begitu saja karena mereka enggan berusaha memahaminya. Pada akhirnya, perkataan Yesus menjadi kumpulan puzzle yang baru bisa mereka pahami setelah semuanya terjadi. Selain dengan bertanya, pemahaman yang baik bisa didapatkan dengan memiliki kepekaan dalam memahami situasi yang ada di sekitar kita. Para murid sulit memahami perkataan Yesus bukan hanya karena mereka tidak mau bertanya, melainkan juga karena mereka sudah memiliki pemahaman tentang Yesus sebelumnya. Itu membuat mereka tidak peka dengan misi yang dikerjakan-Nya.

 

Youth, jangan pernah merasa malu untuk bertanya. Lebih baik bertanya dalam ketidaktahuan daripada tersesat karena ke-soktahuan kita, bukan? Dalam bertanya, rendah hatilah untuk bisa belajar dan memahami banyak hal.

 

1. Apa kerugian yang para murid alami ketika mereka memilih untuk diam?

2. Mengapa kita butuh kerendahan hati dalam bertanya dan belajar?

 

 

Pokok Doa:

Memiliki hikmat dan kerendahan hati untuk belajar memahami.