Mazmur 118:1-2, 14-24

Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan

menceritakan perbuatanperbuatan TUHAN.

(Mzm. 118:17)

 

 

 

Dunia maya adalah salah satu bagian kehidupan di era modernitas. Salah satu pintu di dunia maya adalah menu status di media sosial. Di sana, setiap orang mengunggah segala hal. Isinya tak jarang adalah all about me. Mulai dari rasa senang karena hadiah yang didapat dari kekasih hati, atau ungkapan emosional karena digosipin sahabat sendiri. Tak jarang membungkus kalimat dengan bijak hanya untuk menyindir orang lain. Kenyataannya, semua cerita atau unggahan yang dibagikan sering kali tidak menuai hal yang positif. Dilabeli alay, bahkan baperan, menjadi hal yang tidak terhindarkan.

 

 

 

Mazmur 118 menceritakan keadaan Pemazmur yang berada di titik terendah dalam hidupnya. Ia tertekan oleh musuh-musuhnya, ditolak, dihina dan bahkan hampir diinjak. Namun, Tuhan menolongnya. Pertolongan Tuhan mendorongnya untuk menaikkan pujian. Fokus cerita Pemazmur bukanlah “all about me.” Melalui kesaksiannya, ia juga mengajak yang lainnya untuk menyanyikan pujian bagi Tuhan. Ia mengingatkan umat Israel untuk mengenang keperkasaan tangan Tuhan. Pujiannya kepada Tuhan makin membuatnya yakin bahwa ia akan hidup. Apa yang akan dilakukan di dalam hidupnya? Tidak lain untuk menceritakan perbuatanperbuatan Tuhan.

 

 

Youth, jika Pemazmur menjadi netizen, unggahan statusnya pastilah tentang karya Tuhan dalam kehidupannya. Nah, apa isi unggahan status kita? Sebagai umat yang merayakan kebangkitan Kristus, ada baiknya jika unggahan status kita bukan untuk membuat iri netizen yang lain, melainkan justru membuat netizen ikut mengagumi kebesaran dan karya Allah dalam hidupnya.

 

 

1. Siapakah yang menjadi kekuatan dalam kehidupan Pemazmur?
2. Sejauh mana hidup kita menceritakan karya dan perbuatan Allah?

 

 

Pokok Doa: Bersyukur untuk setiap karya dan perbuatan Allah.