Daniel 10:2-19

“Hai engkau yang dikasihi, janganlah takut, sejahteralah engkau, jadilah kuat, ya, jadilah kuat!”

(Dan. 10:19)

Masih ingat dengan permainan lari jongkok waktu masih kecil? Ada satu orang yang menjadi penjaga, sementara yang lain berlari menyebar. Setiap kali hendak disentuh oleh penjaga, maka orang tersebut harus jongkok atau mematung. Ia hanya bisa berdiri dan lari lagi jika salah satu anggota tubuhnya disentuh oleh teman lain yang berada dalam keadaan bebas.

Tanpa disadari permainan tadi justru memiliki filosofi yang luhur. Sentuhan teman membuat seseorang yang diam dan mematung dapat bergerak atau berdaya kembali. Itu juga yang dialami Daniel di dalam penglihatannya. Ketika Daniel melihat penglihatan yang besar itu, ia tiba-tiba terkulai lemah tak berdaya, bahkan sampai tersungkur. Di dalam ketidakberdayaan itulah, muncul sosok insani yang menyentuh Daniel. Sentuhannya membuat Daniel menjadi kembali kuat. Sosok itu pula yang kemudian meyakinkan Daniel untuk tetap kuat sebab dia adalah orang yang dikasihi Tuhan.

Youth, bahasa kasih tidak terbatas pada kata-kata saja. Sentuhan sebagai bahasa juga adalah hal yang juga penting untuk dilakukan. Dengan tubuh ini, kita menjalani kehidupan dan berelasi dengan sesama kita. Oleh sebab itu, penting untuk menyapa sesama kita dengan tubuh pemberian Tuhan ini. Setelah usai kebaktian pemuda, sekadar ngobrol, tertawa bersama, tepukan menenangkan di bahu teman, dan jabatan tangan yang hangat mampu meredakan hati yang sedang bergemuruh karena pergumulan. Jika kita pernah disentuh oleh sesama kita dan menjadi kuat karenanya, kita juga diajak meneruskan sentuhan itu. Jangan takut ditolak, sentuhlah sesama kita dengan kasih dan cara yang benar.

1. Bagaimana keadaan Daniel ketika melihat penglihatan yang besar itu?
2. Apa perasaan yang muncul ketika kita mendapatkan sentuhan kasih?

Pokok Doa: Berdoa bagi setiap orang yang terpinggirkan oleh sesamanya.