“Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.”

(Mat. 12:35)

“Saya terlahir dengan wajah buruk. Begitu buruknya, sampai ibu saya seakan menyesal telah melahirkan saya. Pernah satu malam, saya mengamati wajah saya di cermin. Saya merasa cantik, lalu mengatakannya pada Ibu. Tahukah, Nak, apa jawabannya pada saya?” Jeda sesaat, lalu lanjutnya, “Ibu saya mengatakan, ‘malam hari semua terlihat cantik.’ Jawaban tersebut sungguh melukai hati. Butuh waktu lama untuk berdamai dengan pengalaman pahit itu dan mengampuni.” “Lalu, bagaimana Oma bisa mengampuni?” “Saya kemudian sadar dan mencoba memahami bahwa ibu saya pun memiliki masa kecil yang tidak lebih baik dari saya. Ia bersikap kasar, karena ia pun diperlakukan demikian di masa kecilnya,” jawab Oma.

Sahabat Lansia, hidup adalah menabur. Lalu, apa yang kita tabur? Tentu bergantung apa yang ada pada kita, bukan? Jika ada kasih sayang, pemahaman dan kepedulianlah yang kita tabur. Sebaliknya, jika ada kepahitan, maka kemarahan dan perilaku kasar yang kita tunjukkan. Semoga di usia kita saat ini, kita telah berdamai dengan masa lalu yang pahit. Karena hanya dengan berdamai kita memberi tempat bagi benih-benih cinta dan kasih sayang untuk bertumbuh.

DOA:

Bapa, kami membuka hati kami untuk Engkau pulihkan. Biarlah benih-benih cinta-Mu saja yang tumbuh subur di hati, sehingga segala yang berkenan bagi-Mu, itu yang kami tabur. Amin.