Yohanes 10:11-18

“Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku ….”

(Yoh. 10:14)

Tidak mudah bagi kita untuk membayangkan seperti apa kehidupan seorang gembala. Bayangan kita mungkin seperti lagu “Saya ini si gembala sapi” yang kalau hari mulai sore, menuntun sapi pulang ke kandangnya. Jika sapi masuk kandang, sudah tidak ada lagi kerjanya. Gembala akhirnya bisa rebahan dengan tenang. Lagu tersebut tidak menampilkan pergumulan yang sesungguhnya dari sosok seorang gembala. Kenyataannya, menggembalakan sapi tidak sesederhana itu. Butuh keterampilan, kekuatan, dan kewaspadaan.

Gambaran gembala dalam lagu itu juga berbeda dengan yang dideskripsikan oleh Yesus. Alih-alih rebahan dengan santai, gembala justru harus menjadikan badannya sebagai pintu kandang agar dombanya aman. Gembala adalah sosok yang siap berkorban dan mengenal betul domba yang dijaganya. Ia bisa membedakan mana kawanannya dan mana yang bukan. Kepada domba-domba yang bukan berasal dari kawanannya, gembala itu tak serta-merta mengusirnya. Ia juga menerima, menyambut, dan menuntun domba-domba itu agar selamat dan terpelihara dengan baik. Yesus adalah Sang Gembala. Ia membela dan rela berkorban untuk anak-anak-Nya. Ia juga mengenal umat-Nya satu demi satu. Ia menerima dan menyambut setiap orang tanpa membedakan.

Youth, adakah berat beban hidup Anda? Adakah kegelisahan sedang menggelayuti hidup Anda? Kita adalah domba-domba kepunyaan Tuhan. Tuhan yang akan menuntun kita melewati setiap kesukaran hidup. Ia mengenal kita. Ia tahu bahwa kita sanggup melalui setiap persoalan hidup. Ia akan membela dan melindungi kita. Apa lagi yang kita risaukan jika Tuhan adalah gembala kita?

1. Seperti apa gembala yang dideskripsikan oleh Tuhan Yesus?
2. Apa pertolongan Sang Gembala yang pernah Anda rasakan di kala susah?

Pokok Doa: Memberi diri untuk dituntun oleh Sang Gembala.