Yesaya 53:2-7

Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya ….

(Yesaya 53:3)

Teens, apakah kita dapat mendekatkan diri dengan Tuhan melalui usaha kita? Apakah segala upaya kita dapat menyelamatkan diri kita? Apakah kita dapat berkenan bagi-Nya atau mencapai kekudusan yang Tuhan kehendaki dengan kemampuan kita sendiri?

Kita diselamatkan bukan karena usaha kita, tetapi oleh iman, pemberian Allah (Ef. 2:8). Dengan kata lain, kita tidak dapat menyelamatkan diri kita sendiri. Dosa telah memisahkan kita dari Allah. Dosa telah menjadikan kita musuh Allah. Dosa telah menyebabkan manusia pertama ditolak Allah (diusir dari Taman Eden). Tetapi, Yesus dalam kasih dan ketaatan-Nya menerima penolakan tersebut untuk mengembalikan kita kepada Allah. “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” demikianlah seruan Yesus di atas kayu salib. Yesus mengalami penolakan agar mendatangkan perdamaian bagi kita. Yesus mengambil posisi kita, yaitu mengalami penolakan di atas kayu salib demi kita. Sebab, seharusnya kita yang mengalami penolakan karena dosa kita. Dia dihina dan dihindari orang karena pemberontakan dan kejahatan kita. Dia ditolak oleh orang-orang kepunyaan-Nya sendiri. Karena kita memilih jalan sendiri, maka Allah meremukkan Dia. Ia menyerahkan diri sebagai penebus salah. Karena kasih sayang, Sang Penebus mengambil kita kembali (Yes. 54:7). Dengan demikian, kita akan dinamai yang berkenan kepada-Nya. Sebagai Anak Allah, Dia bersedia mengalami penolakan dan kesengsaraan agar kita disebut sebagai anak-anak Allah (Yoh. 1:12).

Teens, penolakan yang paling fatal di dunia ini adalah penolakan oleh Allah. Namun, Ia berkenan memperdamaikan penolakan tersebut melalui Yesus yang menderita sengsara. Yesus, Sang Penebus, menyerahkan diri-Nya agar kita diselamatkan. Melalui Yesus, kini kita dapat datang kepada Allah. Yesus menjadi jalan bagi kita kepada Bapa, sehingga kita disambut pelukan-Nya.