HATI MASIH MILIK KAMI
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
(Ams. 4:23)
Matanya basah saat melantunkan lagu dari PKJ 43. Ia berusaha mengendalikan, tapi air matanya tak terbendung. Ia baru mengalami banyak kehilangan. Usaha yang sedang dirintis, harus bangkrut akibat penipuan. Orang yang dianggap bisa menjadi pendamping kala susah, pergi meninggalkan. Bagai “sudah jatuh ditimpa tangga.” Syukurlah, lirik lagu yang mengatakan, “Tuhan, harta kami musnah sudah. Tuhan, hati masih milik kami,” menguatkannya. “Meski segala lenyap, setidaknya aku masih memiliki hati. Walau tidak mudah, aku akan berusaha merawat agar tidak dicemari oleh kepahitan.” Begitu saksinya.
Sahabat Lansia, pada akhirnya, kita pun mengakui, memelihara hati adalah yang utama. Segalanya bisa lenyap. Suka berganti duka, tubuh kuat menjadi lemah, harta dalam sekejap seperti memiliki sayap, terbang entah ke mana. Bagaimana hati kita? Apakah tetap terjaga? Penulis Amsal menegaskan bahwa dari hati terpancar kehidupan. Kala kita merasa tidak berdaya mempertahankan banyak hal, maka cukup satu yang harus kita perhatikan. Hati. Ya, cukup jaga hati. Ketika kita lemah, Tuhan adalah penolong sejati. Ia ada tepat di relung hati kita. Bersama-Nya kita mampu menjaga hati tetap tenang dan damai.
DOA:
Bapa, tolong kami memelihara hati yang tetap berserah pada-Mu. Semua dapat lenyap, tapi selama hati kami terpaut pada-Mu, kehidupan menjadi bagian kami. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama