Fili pi 1:1-3

Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu.

(Filipi 1:3)

Ada seorang ibu mempunyai dua orang anak laki-laki. Ia ditinggal oleh suaminya sejak pernikahan mereka berusia 3 tahun. Suatu saat ia terkena kanker payudara. Ia pun menghadapi berbagai pergumulan hidup yang bertubi-tubi. Meski begitu, ia berpesan pada anakanaknya agar mereka senantiasa bersyukur atas segala hal. Ia berulang kali berkata, “Tidak ada gunanya hidup mengeluh. Mengeluh hanya membuat penderitaan bertambah berat. Sebaliknya, ketika mengucap syukur, hidup akan terasa lebih ringan.”

Paulus juga menyampaikan hal yang sama kepada jemaat di Filipi. Meskipun Paulus banyak mengalami penderitaan dalam pelayanannya, ia tidak mengeluh. Pelayanannya penuh dengan penderitaan dan tantangan. Ia menghadapi ancaman demi ancaman serta bahaya dalam perjalanan di laut dan di darat. Itu semua tidak menyurutkannya untuk senantiasa bersyukur. Dengan bersyukur Paulus mengingatkan bahwa ada banyak hal positif yang Tuhan sediakan. Ada pemeliharaan Tuhan, perlindungan Tuhan, dan pertolongan Tuhan. Namun, adakalanya itu semua sulit untuk dilihat ketika orang percaya mengalami penderitaan.

Teens, manakah yang kita akan pilih di saat sulit: mengeluh atau bersyukur? Ketika kita bersyukur, ada hal-hal baik yang terlihat, walau sejatinya hal-hal baik itu sudah ada. Dengan bersyukur mata kita lebih tercelikkan bahwa selama ini ada begitu banyak hal baik dan pemeliharaan Tuhan yang hadir di sekeliling kita. Dengan bersyukur hati kita lebih bersukacita walau hidup dalam tekanan dan pergumulan. Tuhanlah yang menjadi alasan kita untuk senantiasa bersyukur. Hati yang bersyukur mendekatkan kita pada kebahagiaan dan sukacita.