“Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.”

(Luk. 15:24)

Wang Mingqing dan Liu Dengying adalah suami istri penjual buah di kota Chengdu, Cina. Mereka mempunyai anak bernama Qifeng yang berusia tiga tahun. Suatu hari di tahun 1994, kios mereka sedang ramai pembeli, ketika Qifeng menghilang. Wang dan Liu pun mencoba mencari ke berbagai tempat, memasang iklan di koran, dan menyebarkan foto Qifeng. Selama lebih dari dua puluh tahun, Qifeng tidak pernah ditemukan. Pada tahun 2017, seorang polisi pelukis sketsa membuat gambar kirakira penampilan Qifeng di usia dewasa. Gambar itu disebar di Internet. Beberapa bulan kemudian, seorang ibu muda bernama Kang Ying melihat foto itu dan merasa ia mirip dengannya. Kang Ying diangkat anak oleh seseorang sejak kecil. Setelah tes DNA, diketahuilah bahwa Kang Ying adalah Qifeng yang hilang. Keluarga tersebut bertemu kembali. Mereka berpelukan dan menangis bahagia bersama.

Kisah kehilangan anak adalah kisah yang menyedihkan. Namun, ketika sang anak hilang itu kembali ditemukan, selalu ada sukacita yang sangat besar dalam menyambutnya. Begitu juga kehidupan kita di hadapan Tuhan. Tuhan selalu menyambut dengan sukacita anak-anak-Nya yang pernah hilang dan kembali kepada-Nya. Maka, jangan ragu untuk kembali kepada Sang Bapa.

DOA:

Tuhan, kami berdoa bagi keluarga-keluarga yang mengalami perpisahan karena berbagai hal. Kiranya mereka dapat dipertemukan kembali satu sama lain. Amin.