Filipi 2:1-2

… karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu
jiwa, satu tujuan ….

(Filipi 2:2)

Bekerja sama dalam satu kelompok itu tidak mudah. Setiap orang punya pemikirannya sendiri. Setiap orang punya keinginannya sendiri. Ketika setiap orang yang berbeda itu bekerja sama, ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu: kekacauan atau sinergi (kerja sama). Ketika setiap orang tidak bersedia untuk sehati sepikir, kerja sama tidak akan terjalin. Mengapa sehati sepikir itu begitu penting?

Dalam nasihat Paulus kepada jemaat di Filipi, Paulus menegaskan pentingnya menjadi orang yang sehati sepikir. Ketika jemaat sehati sepikir, mereka akan menjadi orang yang saling mendahulukan orang lain. Kehidupan jemaat pun menjadi saling berbagi berkat. Sehati sepikir itu juga berarti bersukacita ketika orang dapat saling mendahulukan, saling memberi hormat, dan saling mengasihi. Menjadi orang yang sehati sepikir itu penting karena setiap orang percaya telah lebih dahulu mengalami dan merasakan kasih dari Tuhan. Karena itu, menjadi sehati sepikir itu adalah hal yang dikehendaki Tuhan, sama seperti persekutuan Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Itulah sebabnya Paulus memiliki kerinduan agar jemaat pun dapat sehati sepikir. Menjadi orangorang yang sehati sepikir dapat menghasilkan lebih banyak berkat bagi kehidupan.

Teens, Yesus mau untuk sehati sepikir menempatkan diri-Nya untuk memahami manusia. Karena itu, kita pun sewajarnya sehati sepikir dalam Yesus seperti yang Ia contohkan. Artinya, kita mau belajar berempati dengan orang lain sehingga ketika kita akan berbuat sesuatu, kita memikirkan orang lain. Sehati berarti satu perasaan dan berempati dengan orang lain. Jika kita dapat berempati dengan orang lain, maka kita sedang menempatkan orang lain berharga. Dengan kita menghargai orang lain, orang lain juga akan menghargai kita.