Filipi 3:1-6

… karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.

(Filipi 3:3)

Ada seorang yang piawai berakrobat bernama Jean Francois Gravelet. Ia lebih dikenal dengan nama Charles Blondin. Dalam atraksinya ia memiliki kemampuan untuk berjalan pada seutas tali yang terbentang dari satu ujung ke ujung lain. Ia dapat menyeberangkan orang melalui seutas tali itu dengan menggendong. Para hadirin percaya kepadanya. Namun, ketika ditanya siapa di antara hadirin yang mau digendongnya, semua orang terdiam. Hingga ada seorang anak yang mau digendong. Ketika ditanya mengapa ia bersedia digendong, ia menjawab karena Charles Blondin adalah ayahnya sendiri.

Paulus menyampaikan hal mengenai percaya. Percaya itu lebih dari sekadar pengakuan. Percaya itu meliputi sikap memercayakan diri. Memercayakan diri artinya bergantung dan bertumpu. Karena itu, percaya dan memercayakan diri adalah sikap yang aktif. Hidup yang bertumpu bukan pada hal-hal lahiriah, melainkan kepada Tuhan Yesus. Bertumpu pada hal-hal lahiriah sifatnya terbatas dan sementara. Tidak dapat dijadikan andalan dan sandaran yang kokoh. Sebaliknya, bertumpu, bergantung, dan bersandar kepada Tuhan adalah sandaran hidup yang kokoh.

Teens, sudahkah kita memercayakan diri kita kepada Tuhan? Kita diharapkan untuk tidak sekadar mengaku percaya kepada Tuhan, tetapi juga memercayakan diri kita secara aktif kepada Tuhan. Ketika kita percaya kepada teman, teman itu bisa saja mengingkari janji. Ketika kita bertumpu dan memercayakan diri kita kepada uang atau harta, harta dapat habis dalam sekejap. Kita juga tidak dapat bergantung pada kepandaian kita karena toh kepandaian itu datangnya juga dari Tuhan. Ingat bahwa dengan memercayakan hidup kepada Tuhan sajalah kita mendapat sandaran hidup yang kokoh.